Berbicara tentang pendidikan, ternyata di zaman yang katanya sudah modern ini masih ada saja orang yang menganggap perempuan tidak perlu berpendidkan tinggi. Bahkan terkadang kata-kata tersebut terkadang datang dari orang yang sangat kita kenal. Untungnya aku memiliki lingkungan pertemanan dan keluarga yang sangat mendukung pendidikan.
Hari ini tepat tiga bulan aku
wisuda S2. Yaa, 15 September 2021 tepatnya. Hari dimana aku akhirnya
menyelesaikan pendidikan yang sejak dulu aku impikan. Tentu saja tidak mudah
untuk menyelesaikan jenjang S2 ini terlebih jika harus mengeluarkan biaya
sendiri. Yaa, yang aku maksud biaya sendiri adalah tidak menggunakan uang orang
tua.
Kenapa tidak mendaftar beasiswa?
Hmm panjang ceritanya.. mungkin suatu saat akan kuceritakan di blogpost
terpisah. Intinya banyak pertimbangan yang membuat aku memutuskan berkuliah di
Bengkulu dan membiayai kuliah sendiri.
Mungkin bagi yang tidak tahu akan
beranggapan aku punya banyak uang atau sudah punya pekerjaan tetap. Namun
faktanya tidak! Aku hanya bekerja sebagai freelance, tepatnya sebagai guru les
privat dan blogger. Bagaimana seorang freelance yang tidak memiliki gaji tetap
setiap bulannya bisa menbiayai kuliah S2 dengan biaya yang tidak sedikit? Aku
juga bingung jika harus menjelaskannya secara matematis.
Seorang dosenku bernah berkata yang
intinya Allah akan memudahkan urusan jika tujuan kita baik. Menuntut ilmu
adalah salah satunya. Hal ini terbukti dalam perjalanan kuliah S2 ku. Allah
memberikan jalan dengan cara-cara yang tidak terduga. Semua kebutuhan selama S2
bisa terpenuhi, mulai dari biaya SPP, buku, dan semua keperluan-keperluan
pendidikan hingga wisuda.
Kalian pernah dengar kata-kata
bahwa Tuhan membantu kita melalui orang-orang yang kita temui? Yes, it happened to me! Tentu saja dalam
menyelesaikan pendidikan S2 ini aku banyak sekali dibantu oleh orang-orang di
sekitarku, mulai dari keluarga, teman, dosen, dan masih banyak lagi.
Kuliah s2 di Masa Pandemi
Aku mulai kuliah S2 sekitar bulan
Agustus 2019. Semua kegiatan perkuliahan berjalan lancar tanpa kendala. Memasuki
Maret 2020 semua seolah berbalik 180 derajat. Kami terpaksa untuk kuliah online
karena pandemi covid-19 yang parah bahkan semakin parah. Pembelajaran daring
yang di sebelumnya hanya sebatas materi di perkuliahan (technology for
teaching), sekarang benar-benar diterapkan secara nyata. Semua dipaksa untuk
bisa menggunakan teknologi untuk pekerjaan dan pembelajaran secara daring.
Bagi aku pribadi hal ini tidak terlalu
menjadi masalah karena hal ini bukan sesuatu yang asing. Namun, untuk
pembelajaran yang 100 persen menerapkan pembelajaran daring tentu hal ini menjadi
sesuatu yang baru. Tidak bisa bertatap muka, berdiskusi, dan bertanya secara
langsung menjadi suatu pengalaman baru. Tentu ada kesulitan tersendiri,
misalnya yang paling saya rasakan adalah motivasi belajar. Tidak bertemu
teman-teman kuliah terkadang membuat semangat belajarku menurun. Beruntungnya aku
memiliki beberapa teman yang tinggal di kota yang sama, terkadang kami
bercerita dan berdiskusi tentang perkuliahan.
Namun dilain sisi, pembelajaran daring ini memberikan pengalaman tersendiri. Pengalaman yang tentu saja belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Dengan pembelajaran daring ini kita bisa belajar kapan pun dan dimana pun. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi yang harus kuliah sambil bekerja. Selain itu konferensi, webinar, ataupun pelatihan dapat dilakukan dimana saja. Hal ini sangat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Kegiatan selama S2
Selain belajar dan bekerja sebagai
freelance selama kuliah S2, aku diberi kesempatan untuk mengikuti beberapa
kegiatan kampus terutama prodi MPBING Unib. Untuk pertama kalinya aku diberi
kesembatan menjadi MC di kegiatan kampus. Sebelumnya tentu saja tidak pernah. Salah
satu dosenku (pak Adin) yang memintaku menjadi MC kegiatan kuliah perdana. Ini untuk
pertama kalinya aku dipercaya menjadi MC. Setelah itu aku terlibat di hampir
semua acara prodi untuk menjadi MC bahkan di nternational conference yang
diadakan MPBING. Selain itu aku pernah diminta menjadi MC di International Seminar
MIPA Biologi Unib dan International conference yang diadakan Jurusan Bahasa
Unib.
Oh ya, ada banyak lagi
kegiatan-kegiatan seru lainnya. Misalnya ikut penelitian dan kegiatan
pengabdian dosen. Ini tentu saja pengalaman baru bagiku dipercaya untuk
terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian. Terima kasih mam Wisma dan pak
Alamsyah untuk kesempatannya. I learned a lot!. Selain itu aku diliatkan dalam
kegiatan visitasi prodi MPBING. I was so excited!. Terima kasih prof. Safnil
dan pak Adin untuk kesempatan berharga ini. Terakhir aku diberi kesempatan
untuk menjadi asisten dosen. Dalam hal ini aku menjadi asisten pak Adin. Thank
you so much pak!
Dengan kesempatan-kesempatan
berharga yang diberikan dan dipercayakan kepadaku ini tentu aku sangat senang
dan memiliki banyak pengalaman yang tidak semua teman-temanku mendapatkannya. Bisa
lebih banyak sharing dengan dosen-dosen membuatku memiliki lebih banyak
pengetahuan dari ilmu dan pengalaman yang beliau miliki.
Kecelakaan
Musibah tidak bisa dihindari. Ketika
dalam proses menyelesaikan thesis, aku mengalami kecelakaan lumayan parah yang
mengakibatkan aku tidak bisa berjalan sekitar satu bulan lebih. Kaki kananku
mengalami luka parah dan tulang bahu sebelah kanan bergeser. Hal ini membuat
aku susah untuk mengetik dan mengerjakan thesis. Saat itu aku beranggapan bahwa
aku tidak bisa tamat tepat waktu.
Namun sungguh di luar dugaan, Allah
Maha baik sudah mengirimkanku teman dan dosen-dosen yang luar biasa baiknya.
Singkatnya aku bisa sidang thesis dan wisuda tepat waktu. Aku sangat berterima
kasih kepada mam Wisma sebagai dosen pembimbingku yang sudah banyak membantu
mulai dari awal hingga akhir thesis. Entah bagaimana aku bisa membalas kebaikan
beliau kepadaku. Ucapan terima kasih rasanya tidak cukup untuk mengungkapkan
rasa terima kasih ini.
Oh ya aku juga beruntung selama
kuliah ini aku memiliki teman-teman yang baik dan saling mendukung. Meskipun banyak
dari kami berbeda usia, namun hal ini tidak menjadi masalah. Bahkan aku banyak
belajar dari mereka. Belajar melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Anyway,
di jenajng S2 ini untuk pertama kalinya aku memiliki teman sekelas dengan usia
yang berbeda-beda bahkan bisa dikatakan jauh berbeda. Di pendidikan sebelumnya rata-rata kami memiliki usia yang sama atau
hanya selisih beberapa tahun.
One of graduation gift from my friend |
Well, pada akhirnya the mission
completed! Aku bisa tamat dan wisuda tepat waktu dan di waktu yang tepat dengan
semua “drama-drama” yang terjadi. Yey! Thanks for everyone who supported and
helped me during my master degree. Semoga suatu hari nanti akan ada tulisan
tentang “Akhirnya aku lulus S3”. Tolong di aamiin kan yaa…
These words are so touching my heart |