Hallo semua..
Postingan kali ini aku akan membahas
tenang bunga Rafflesia dan bunga bangkai. Nah, banyak banget nih yang mengira
bunga Rafflesia adalah bunga bangkai. Padahal kedua bunga tersebut beda jauh
loh. Oh iya pada tahu kan kalo bunga Rafflesia dan bunga bangkai ini adalah
bunga endemik yang banyak ditemui di Provinsi Bengkulu? Hayoo masih inget gak
pelajaran SD dulu?
Aku merasa beruntung banget
karena saat famtrip Festival Bunga Rafflesia 2017 kemaren berkesempatan melihat
langsung kedua puspa langka ini. Kedua bunga ini hanya bertahan hidup 7-10 hari
dan jarang banget orang bisa melihat bunga ini mekar dengan bagus sekaligus
dalam satu kali perjalanan. Beruntung banget kan aku dan teman-teman peserta
famtip?
Saat hari pertama famtrip agenda
kami adalah mengunjungi danau Mas Harun Bastari di Curup. Perjalanan kami
melewati kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang. Selama perjalanan kami
disuguhi pemandangan hijau yang masih asri banget. Oh iya untuk menuju ke Curup
ini kami melewati pegunungan dengan jalan yang berliku-liku. Mungkin ini asal
mula jalan tersebut disebut Liku Sembilan. Jadi untuk yang kalian yang mabuk
perjalanan sebaiknya minum obat anti mabuk dulu sebelumnya.
Setelah menempuh perjalanan
sekitar 30 menit tiba-tiba bus kami mengurangi kecepan dan berhenti. ‘jangan-jangan
busnya rusak nih’ pikirku. Salah seorang pemandu turun untuk melihat apa yang
terjadi. Ternyata ada bunga Rafflesia yang lagi mekar. Kami pun diminta untuk turun
agar bisa melihat bunga tersebut secara langsung.
Di pinggir jalan tempat Rafflesia
mekar ada sebuah spanduk putih bertuliskan ‘Rafflesia Mekar’.
Spanduk di pinggir jalan jika ada Rafflesia yang mekar |
Bunga Rafflesia yang kami lihat ini
mekar di Jalan Lintas KM 49 hutan
lindung Taba Penanjung, Bengkulu Tengah. Ada beberapa penjaga bunga Rafflesia
di sana. Setiap bunga Rafflesia selalu ada yang menjaga untuk melindungi dari
orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin merusak bunga ini.
Track menuju bunga Rafflesia |
Harus bergantian untuk foto bersama Rafflesia Photo by @ichan.dgmc |
Untuk sampai lokasi mekarnya
Rafflesia kami harus berjalan ke dalam hutan sekitar lebih dari seratus meter. Jalannya
menurun dan agak licin karena habis hujan, sehingga harus berhati-hati. Selain itu
untuk melihat secara langsung pun harus mengantri satu persatu karena tempatnya
sempit. Tapi itu semua gak ada apa-apanya dan terbayar lunas dengan kebahagian
bisa melihat bunga Rafflesia secara langsung.
Seperti yang aku katakan di atas,
bunga Rafflesia berbeda ya dengan bunga Bangkai. Sekarang aku jelaskan satu
persatu.
Bunga
Rafflesia
Bunga Rafflesia merupakan bunga parasit
dan tidak memiliki batang pohon. Bunga ini menempel dan mendapatkan makanan pada
tumbuhan inang yang disebut Tentrastigma.
Bunga ini hanya mekar selama 7-10 hari. Bahkan jika sering hujan bunga ini akan
semakin cepat layu. Dalam bahasa masyarakat setempat, yaitu bahasa Rejang,
bunga Rafflesia disebut bunga Kejei yang artinya tempat sirih.
Rafflesia Arnoldi |
Ciri khusus dari bunga Rafflesia
adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ada empat
jenis Rafflesia yang tumbuh di Bengkulu, yaitu rafflesia Arnoldi, Gadutansis,
Halsetti dan Bengkuluensis. Sedangkan Rafflesia yang paling sering mekar di Bengkulu
adalah jenis Rafflesia Arnoldi. Bunga ini bisa
tumbuh dengan diameter 1m dengan berat hingga 10 kg. Rafflesia yang kami
lihat saat famtrip kemarin memiliki diameter 65 cm dengan berat sekitar 8 kg.
Semakin besar diameter bunga maka bunga tersebut akan tumbuh semakin jauh ke
dalam hutan.
Oh iya, rafflesia ini tidak
berbau busuk seperti yang sering dibicarakan orang-orang. Bunga ini berbau
anyir seperti bau darah
Tidak jauh dari bunga rafflesia
yang sudah mekar, ada bongkol atau calon bunga Rafflesia yang masih menguncup. Bentuknya
bulat seperti bola sepak takraw. Bunga ini akan mekar sekitar 3 bulan lagi, itu
pun jika tidak mati dimakan ulat atau serangga.
Bongkol atau calon bunga Rafflesia |
Bunga
Bangkai (Amorphopallus Titanum)
Setelah melihat bunga Rafflesia,
sore harinya setelah pulang dari Curup kami menuju konservasi bunga Bangkai
atau nama latinnya Amorphopallus Titanum.
Konservsi bunga Bangkai ini terletak di desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang
KM 54 Bengkulu. Taman konservasi ini adalah milik Bapak Holidin yang sekaligus
menjadi penjaga bunga Bangkai karena bunga tersebut tumbuh di atas tanah milik
Pak Holidin.
Bunga bangkai ini berwarna krem
pada bagian yang menjulang dan bagian luarnya, serta berwarna keunguan pada
mahkotanya. Sekilas saat mekar bunga ini seperti bunga terompet. Berbeda dengan
rafflesia yang melebar, bunga ini memiliki tangkai yang menjulang tinggi. Bunga
bangkai yang kami lihat ini memiliki tinggi kurang lebih 2,5 m. Jika Rafflesia
berbau seperti darah, bunga bangkai ini memiliki bau busuk. Masyarakat setempat sering menyebut bunga ini dengan nama bunga kibut.
Amorphopallus Titanum |
Bunga bangkai ini adalah tanaman
berjenis umbi yang tumbuh dari fase vegetatif ke generatif secara bergantian. Pada fase vegeratif, bunga ini berasal dari umbi yang muncul kuncup batang tunggal dan
setelah beberapa bulan akan mekar menjadi bunga.
fase vegetatif dan generatif bunga Bangkai |
Setelah bunga layu (kecuali tangkai
bunga) akan muncul buah-buah berwarna merah dan memiliki biji untuk selanjutnya
dapat disemai. Namun, jika dari biji bunga bangkai ini membuthkan waktu yang
lama bahkan hingga puluhan tahun untuk tumbuh dan berbunga.
Nah, itu tadi penjelasan tentang
bunga Rafflesia dan bunga bangkai. Jadi jelas ya guys bunga Rafflesia dan bunga
bangkai itu berbeda.
Oh iya kalau kalian ingin mencari
informasi tantang bunga Rafflesia dan bunga bangkai yang sedang mekar kalian
bisa menghubungi Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu (ig: @kpplbengkulu)
Terima kasih banyak atas pencerahannya. Sekarang tahu bedanya. . . ��
BalasHapusAlhamdulillah kak
HapusSemoga kedepannya gak ada lagi yang salah persepti tentang kedua puspa langka ini ya kak :)
Dan aku jadi tau stlh baca ini.. Selama ini menganggab mrk sama mba.. :) .. Jd bunga bangkai itu malah tinggi yaa bntuknya..
BalasHapusWaah ternyata banyak banget ya mbak yg menganggap kedua bunga ini sama
Hapushehehe padahal keduanya beda
Iya bunga bangkai tinggi, sedangkan rafflesia melebar
Duuuh aku belum puas lo foto sama bunga rafflesia iniii.
BalasHapusMauuu kesini lagi aaah nanti.
Saya dulu juga mengira begitu, atau raflesia ini jenis dari bunga bangkai. Baru saya tau, yg satu parasit yg satu talas-talasan.
BalasHapuswah dulu sering kecele,kirain sama, baru ngeh itu setelah bekali kali melihat keduanya langsung ke lokasi dan ngobrol langsung dengan relawan yang ngembangin penangkarannya di Tebat Monok Kepahiang.
BalasHapusWah, aku juga mikir bunga bangkai sama Rafflesia itu sama, ternyata bentuk dan baunya beda banget yaa :)
BalasHapusMenarik ulasannya, kak, rindu pengen ke sana lagi :D
BalasHapusWaah selama ini aku taunya rafflesia Arnoldi itu ya bunga bangkaii, ada waktu pelajaran IPS di SMP kalo gak salah Hahaha.
BalasHapusTernyata beda banget yah
Dan dulu gatau kalau bunga itu bau darah..
ya taunya bunga rafflesia Arnoldi itu bau bangkai.
Jadi nostalgia masa Sekolah nih pengen belajar belajar lagi. hihihi.
Serunya kalau ikut gathering begini tuh jadi nambah wawasan ya mba.
Nambah banyak pula.
aku baru tahu ternyata bunga raflesia sama bunga bangke itu beda... setahuku dulu bung bangke itu nama ilmiahnya Raflesia
BalasHapus